Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan Puja Bakti Sekolah Minggu pukul 08.00 WITA, dilanjutkan tradisi Pindapatta—pemberian dana makanan kepada para bhikkhu—yang berlangsung di Aula Lantai 2 pada pukul 09.30 WITA. Malam harinya, umat berkumpul kembali dalam Puja Bakti Umum pukul 19.00 WITA yang diisi ceramah Dhamma (Dhammadesana) oleh Bhante Saddhaviro Mahāthera dan Bhante Saddhastre Mahāthera.
Puncak perayaan terjadi pada pukul 23.55 WITA saat detik-detik Waisak tiba. Di bawah cahaya bulan purnama, umat melaksanakan meditasi dan perenungan diri dalam suasana yang hening dan khidmat.
Ketua Yayasan Vihara, Hermanto, menyampaikan bahwa perayaan Waisak di Vihara Dhammasoka tak hanya bersifat ritual, namun juga menyentuh sisi sosial kemasyarakatan. “Sebelumnya kami menggelar pengobatan massal gratis, donor darah, serta membagikan lebih dari 200 paket sembako kepada warga,” jelasnya.
Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag Kalimantan Selatan, Joko Budi Santosa, turut hadir dan mengajak umat untuk terus menjaga nilai-nilai toleransi dan kedamaian. “Mari kita rawat keberagaman dan kebersamaan demi Kalimantan Selatan yang harmonis,” ujarnya.
Bhante Saddhaviro Mahāthera menekankan pentingnya Waisak sebagai momentum menanam kebajikan dan memperkuat praktik cinta kasih. “Semoga semua makhluk terbebas dari penderitaan, dan umat Buddha terus menebar cinta kasih universal,” ucapnya dalam Dhammadesana.
Antusiasme masyarakat terlihat sejak pagi hingga malam hari, menciptakan suasana hangat penuh spiritualitas. Perayaan Waisak kali ini menjadi simbol kuat persatuan, keteladanan, dan kontribusi nyata umat Buddha dalam membangun bangsa yang luhur dan damai.
0 Comments:
Posting Komentar